Sabtu, 01 Oktober 2011

AUTEKOLOGI PURNAJIWA (Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn. (FABACEAE) DI SEBAGIAN KAWASAN HUTAN BUKIT TAPAK CAGAR ALAM BATUKAHU BALI

Review

Purnajiwa adalah salah satu tumbuhan obat yang hidup di hutan dataran tinggi Bali. Tumbuhan ini dipercaya oleh masyarakat Bali memiliki khasiat sebagai aprodisiak. Kini keberadaannya di alam semakin terancam karena over-eksploitasi dan kerusakan habitatnya di alam. Cagar Alam Batukahu adalah salah satu habitat Purnajiwa yang masih tersisa. Tumbuhan ini juga termasuk dalam kategori dua ratus tumbuhan langka Indonesia.
Berdasarkan kajian bidang di dalam ekologi, penelitian ini temasuk Autekologi. Dimana Autekologi sendiri mempunyai arti yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Penelitian ini dimasukkan dalam Autekologi karena dimana individu purnajiwa ditemukan hidup mengelompok membentuk suatu populasi di bawah naungan pohon Laportea sp., Ficus sp., Syzygium zollingerianum, dan Sauraria sp. Dengan intensitas penyinaran antara 55-65%. Tumbuh pada kemiringan tanah antara 20-55 % serta ketebalan seresah 3-7 cm dengan pH tanah berkisar antara 6,7- 6,8. Sebanyak 16 jenis tumbuhan bawah hidup bersama purnajiwa diantaranya yang cukup dominan adalah Diplazium proliferum (INP = 54,6) dan Oplismenus compositus L. (INP = 40).
Dari hasil perhitungan  Principal Component Analisis mengkonfirmasi ini dengan dua faktor lingkungan yang lebih berpengaruh yaitu intensitas penyinaran kelerengan yang lebih berpengaruh yaitu intensitas penyinaran kelerengan dengan nilai Eigenvectors pada PC2 sebesar 0,573 dan 0.691. Selain faktor abiotik ada faktor biotik yaitu tumbuhan lain yang hidup bersama suatu jenis merupakan parameter penting didalam autekologi tumbuhan. Dengan demikian, selain dengan memperhatikan faktor lingkungan, karakteristik habitat E.horsfieldii dapat diketahui dengan memperhatikan tumbuhan yang ada disekitarnya. Salah satu upayanya dengan mengambil material tumbuhan purnajiwa baik berupa biji, anakan purnajiwa dengan teknik putaran maupun stek batangnya untuk kemudian di lakukan aklimatisasi serta penelitian perbanyakannya di kebun raya yang akan bermuara pada kegiatan reintroduksi purnajiwa di habitat alaminya. Kegiatan aklimatisasi purnajiwa di kebun raya akan dapat memanfaatkan data autekologi ini dengan membuat iklim mikro dan artificial environment yang sedapat mungkin menyerupai kondisi di habitat alaminya. Populasi purnajiwa di sebagian kawasan hutan Bukit Tapak secara umum masih cukup baik, namun intensitas masyarakat memasuki kawasan hutan ini harus menjadi perhatian apabila menghendaki kelestarian biodiversitas tumbuhan pegunungan, termasuk jenis purnajiwa ini. Kegiatan konservasi ex-situ disarankan menjadi salah satu alternatif solusi untuk menyelamatkan populasi purnajiwa.
usya_bio@yahoo.com

2 komentar:

  1. apakah ada biota lain selain purnajiwa di kawasan tersebut??

    BalasHapus
  2. bisakah purnajiwa dibudi daya di habitat lain sebagai alternatif pembudidayaan??

    BalasHapus